Lagi pengen banget misuh-misuh perihal negara yang lagi kami tinggali hahaha. Setelah 8 bulan kami tinggal di Singapur, safe to say we have such a deep love and hate relationship with this country 🙂 Gak cuma saya, suami juga merasakan hal yang sama dan kita ini bisa di bilang traveller sejati yaa karena hampir setiap dua tahun pindah negara terus hehe.
Semenjak kuliah, saya dan suami (walau belum kenal saat kuliah S1) sudah tinggal di Malaysia beberapa tahun. Setelah itu suami ambil S2 di Birmingham, Inggris dan kerja disana selama kurang lebih 7 tahun di London. Sementara saya beberapa tahun setelahnya baru ambil S2 di Newcastle, Inggris dan ternyata bertemu suami disana (ahayy) akhirnya diboyong lah ke Inggris dan tinggal di Bristol selama 2 tahun.
Lalu pas banget 2019 sebelum COVID, kami sudah kembali pindah ke Indonesia dan Alhamdulillah 2021 akhir suami dapat tawaran dari kantornya untuk pindah ke cabang Singapur. Awal mula kami bener-bener excited untuk memulai petualangan baru kami di negara baru yang belum pernah kami tinggali.
Ternyataaaaaa saudara-saudara…..hidup di Singapur sebagai expat muslim itu SUSAH BANGET HAHAHA HADUH capslock aja ya shay karena ini beneran SUSAH no tipu (nangis di pojokan)
Memang banyak hal yang kami syukuri pastinya, selain anak saya yang pertama bisa dapat kesempatan untuk sekolah di Singapur, sudah pasti suami juga di bayar lebih mahal ketimbang saat di Indonesia. Apalagi kami kembali di percayakan untuk menjaga titipan Allah yang ke 2 alias saya hamil anak ke dua saat disini, rasanya seneng banget setelah nunggu 4 tahun (akibat operasi caesar, tidak boleh cepat punya anak).
Tapi…
Singapur ini sungguh ujian dan cobaannya menurut kami jauh lebih sulit ketimbang saat kami dulu tinggal di Inggris. Saya akan list hate nya dulu kali ya, ini menurut personal experience saya dan suami loh ya, kalau ada yang tidak setuju monggo saja karena sekali lagi, semua bisa punya opini masing-masing kan 🙂
What we hate in Singapore:
- MAHAL
Sudah pasti tau yaa semua orang kalau Singapur itu salah satu negara termahal di dunia. Ini no tipu ya karena saya ngeluarin 500rb – 1 juta sehari- hari sudah biasa, ngalir kayak air gitu 🙂 Mulai dari makan, sampai pengobatan semuanya mahal, even naik Taksi yang jarak tempuh pendek juga mahal. Jangan coba-coba buat order makanan online terlalu sering, disini selain ada minimum order, pengiriman juga lama (40 – 50 menit) karena rider nya gak sebanyak di Indonesia dan rata-rata mereka naik sepeda.
Saat ini juga karena saya lagi hamil, udah pasti wajib banget ke dokter kandungan kan. Betapa kagetnya saya pas bill pertama dari dokter keluar, biaya konsultasi dan tes oscar disini sampe 13 juta! haduhhhh… mahal banget gak sih 😦 kalo mau melahirkan juga harus siap 150 – 200 juta (Rumah sakit umum atau private harganya beda tipis)
- Susah cari masjid/musholla
Buat muslim ini menyiksa sekali ya, apalagi kalau lagi jalan-jalan di Mall, susah banget cari musholla atau prayer room. Seringnya kami harus diam-diam sholat di ruang ganti toko saking tidak ada pilihannya
- Kurangnya fasilitas umum seperti kursi di area shopping mall manapun
Buat ibu hamil seperti saya atau yang bawa anak kecil, saya kurang ngerti juga kenapa di Singapur ini sedikit sekali kursi umum di shopping mall. Mulai dari tempat saya tinggal sampai mall-mall keren di Orchard, aduh sedikit banget kursi umum dan bisa di hitung pakai jari. Kalau udah gitu terpaksa cari coffee shop, tapi problem lainnya semua coffee shop sering bangetttt penuh dan kita end up nya milih buat pulang 😦
- Makanan halal variasi tidak sebanyak di Indonesia
Soal makanan ini saya sejujurnya kurang cocok sama makanan di Singapur, karena terlalu banyak yang berkuah tapi tidak seenak bakmi ayam atau bakso malang di Indonesia 😦 Udah gitu makanan halal variasnya juga gak banyak, apalagi sushi. Haduh susahnya cari sushi yang halal di Singapur 😦 Apalagi saya ini kan berhijab ya, kalau asal masuk restoran non-halal sudah pasti di cap aneh sama orang-orang dan dosanya itu loh aduh gak mau yaa huhu
- Orang-orangnya ketus dan tidak friendly (Customer Service adalah meh disini)
Paling bikin kesel dan annoy kami berdua, sering banget di ketusin atau di galakin sama penjaga toko, tukang jual pulsa atau pas beli makanan di hawker street. Gak tau kenapa selalu gak pernah dapet keramahan orang-orang lokal, even yang Melayu nya. Beberapa kali suami saya kena omel penjual makanan disini dengan nada ketus, padahal dia cuma mau beli dagangannya loh 😦 haih
- Cuaca sangat panas ekstrim sampai saya dan anak terkena penyakit kulit eksim yang cukup serius
Emosi banget kalo eksim kami kambuh, pas jalan di luar sambil garuk-garuk nahan gatal yang ekstrim banget. Saya sampe ke spesialis dokter kulit (billnya aja sampe 2 juta) dan dokternya bilang itu penyakit biasa di Singapur 😦 ampun dehhhh padahal saya dan anak gak pernah ada riwayat eksim sama sekali sebelumnya
What we love in Singapore:
- You can BUY literally anything you want and it’s available here, daripada negara Asia lainnya
Ini negara cocok banget buat buang uang alias belanja haha! Segala macam barang yang kalian mau, yang mungkin cuma ada di Eropa atau Amerika biasanya di Singapur ada. Contoh lah Apple yang ada official store nya disini, kalo mau beli the latest gadget kayak Iphone paling baru tinggal antri dan beli, gak mesti nunggu lama kayak di Indonesia.
- Transportasi umum juara karena menghubungkan seluruh titik di Singapur (MRT/Bus)
Mau kemana aja se Singapur itu super gampang dan mudah banget. Bisa naik MRT atau Bus dan semuanya nyaman. Isi kartu transport juga bisa langsung dari HP, memudahkan banget buat yang sering commute pake transport umum kayak saya gini
Bagi yang mau tinggal di Singapur, coba di pikir-pikir lagi apa yang saya bilang hihi. Setiap orang punya pengalamannya masing-masing dan Singapur ngasih warna lain dalam kehidupan kami yang tetap kami akan syukuri dan kenang sampai nanti
AIKO 
Leave a Reply