Minggu lalu saya dan salah satu sahabat karib saya, Tari pergi jalan-jalan keliling Jakarta. Kami berdua merasa bosan dengan tempat tongkrongan kami yang pasti ujung-ujungnya Mall. Sekarang juga harga parkir Mall mahal banget ya. Rp 4000 perjamnya! Tekor banget gak sih dompet? Kami berinisiatif untuk menggunakan sarana transportasi umum busway dan jalan kaki selama hari itu.
Tempat pertama yang kami datangi adalah Museum Nasional Indonesia. Bisa di akses menggunakan busway dan turun tepat di depan gedung yang memiliki patung gajah di depannya ini. Pertama masuk ke area museum, ternyata lagi di renovasi yang nantinya akan di perbesar. Kami berdua bertanya kepada petugas keamanan apakah museum buka dan si bapak menjawab sambil bercanda,”buka khusus untuk kalian berdua!” wah jadi merasa sepisial gak pake telor nih hihihi :p
Si pak satpam itu memberitahu kami untuk membeli karcis terlebih dahulu. Ada yang aneh disini. Tempat karcisnya kok jauuuuuh banget dari pintu utama ya? Kami harus jalan masuk ke salah satu pintu dan lurus terus menuju ruangan kosong berAC dan itu dia tempat karcisnya. Harga masuk hanya Rp 5000!!!! Wuah beda seribu sama harga masuk parkir di Mall. Sembari beli tiket kami juga menyempatkan untuk berbincang sedikit dengan pak penjaga karcis. Si bapak ini bilang museumnya memang lagi di renovasi mau digedein. Kata dia turis selalu ramai datang kalau lagi musim liburan. Saat kami datang katanya lumayan loh. Kami berdua cuma manut-manut aja dan akhirnya permisi untuk memulai ekspedisi sejarah kami yang pertama.
Kami berdua langsung lari ke arah berlawanan untuk melihat patung budha yang di buat persis mengikuti aslinya. Menerka-nerka ini dan itu bentuk tangan budha yang mana. Lalu kami keliling museum ini sampai hampir kira-kira dua jam. Kami merasa sangat kerasan berada di dalam museum yang bersih dan dingin ini. Kamar mandinya pun bersih! Banyak turis dari Cina, Jepang, Rusia, Amerika yang terpesona oleh keragaman budaya dan keunikan Indonesia.
(Prasati Ciaruteun yang ditinggalkan oleh Kerajaan Tarumanegara, taken by me)
Next kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan busway menuju salah satu restauran klasik yang menjual es krim sejak lampau. Restauran es krim ragusa! Tempat es krim terkenal ini ada di belakang masjid Istiqlal. Kami harus jalan lumayan jauh dari halte menuju restauran.
Hari itu lagi lumayan panas dan kami menyempatkan untuk melewati monas dan berfoto-foto di depannya. Lanjut kami berjalan melewati istana negara. Ada yang mencurigakan. Kok banyak polisi ya dan di ujung jalan ada banyak orang. Kami pun bertanya kepada salah satu polisi. Ternyata ada demo T.T aduh…padahal kami harus lewat situ. Pak polisi meyakinkan kami berdua untuk tetap tenang dan jalan saja. Saya dan Tari pun dengan sok tenangnya jalan melewati orang-orang demo itu. MENYERAMKAN hahahahha kami berdua selama melewati mereka di ganggu dan di goda. Bahkan godaannya ada yang lucu,”Yah ini cabut skolah malah jalan-jalan” ucap salah seorang pemuda usil. Ada juga yang pura-pura main cilukba sama kami -__- kurang mengerti juga apa maksud dia.
ALHAMDULILLAH kami selamat hehe :p
(Bersambung)
Leave a Reply